Tanggal 4 & 5 Juni lalu (sabtu & minggu), Komunitas satubumikita mengadakan sebuah kegiatan menyambut bulan suci Ramadhan, yaitu Sabuki Munggahan, Semalam Lebih Dekat. Kegiatan munggahan ini diadakan di camping ground Batu Kuda, Kaki Gunung Manglayang. Istilah Munggahan sendiri adalah tradisi masyarakat (sunda pada khususnya) dalam menyambut bulan Ramadhan. Area camp batu kuda dipilih sebagai tempat kegiatan karena aksesnya yang tidak terlalu jauh dari tengah Kota.
Sore di hari sabtu, tenda-tenda
sudah terpasang dan sebagian kawan-kawan sudah berada di lokasi. Setelah acara
dibuka, bada isya kegiatan pertama dimulai yaitu makan bersama. Munggahan memang
cukup identik dengan makan bersama-sama. Setelah makan bersama, sesi
selanjutnya adalah perkenalan. Api unggun mulai menyala menghangatkan suasana
di tengah perkenalan, lilin dan pelita yang terbuat dari botol sedikit
menerangi suasana camp yang semakin gelap.
Seusai perkenalan, sesi
selanjutnya diiisi oleh materi dari mang Pepep. Mang pepep adalah aktivis dari
berbagai komunitas, termasuk sabuki (gabung sekitaran tahun 2012). Materi yang
disampaikan mang pepep adalah mengenai Pengenalan kawasan, khususnya kawasan
Konservasi yang terbagi menjadi beberapa tingkatan. Menurut mang Pepep, saat ini
ada beberapa titik kawasan yang notabene adalah kawasan konservasi dengan tingkatan
paling tinggi yaitu Cagar Alam yang banyak dikunjungi antara lain Ciharus dan
Tegal Panjang. Dan seharusnya kawasan Cagar Alam tidak boleh dikunjungi sembarangan apalagi untuk rekreasi, kecuali untuk penelitian. Sedang kenyaataan sangat berbeda, kendaraan bermotor malah masuk kawasan Ciharus, yang masuk dalam Cagar Alam Kamojang, Ujar mang Pepep.
Selain itu, mang pepep juga
menjelaskan mengenai hubungan gunung dengan Al-quran, di dalam Al-Quran gunung
disebut cukup banyak, gunung diumpamakan sebagai tanda kehidupan dan
kehancuran (kiamat). Materi terakhir yang disampaikan yaitu mengenai kampanye
penyelamatan danau dan hutan Ciharus, yang kelestariannya dari waktu ke waktu
terancam. Di kelilingi pohon pinus, api unggun dan cahaya pelita yang temaram
suasana hangat tercipta sambil menyimak pemaparan materi yang bermanfaat.
Dan malam terus beranjak, setelah
pemaparan materi dari mang Pepep, selanjutnya adalah pembacaan puisi muhasabah karya dari kawan sabuki yaitu
Ema Nurmalasari dan dibacakan oleh Ibu Armediawati, puisinya berjudul Cambuk
Hati. Cahaya pelita semakin temaram, suasana mulai hening, pembacaan puisi
muhasabah dimulai dengan petikan gitar dari mang Agus. Muhasabah tentang
kehidupan, kematian, sifat tamak manusia, keduniawian, siksa kubur dan neraka
lantang keluar dari suara Ibu Armediawati. Manusia memang harus selalu
diingatkan akan hal-hal tersebut, kehidupan bukan tentang bersenang-senang,
namun harus memiliki makna dan tujuan agar tidak menyesal diakhir. Malam
semakin larut, pembacaan puisi selesai. Sesi bebas untuk bercengkrama di isi
dengan kegiatan santai bersenandung dan bernanyi sampai dini hari.
***
Udara pagi yang dingin dan segar
menyambut hari yang baru. Setelah malam minggu kegiatan lebih kepada pengetahuan
ilmu dan muhasabah. Pagi ini akan diisi oleh kegiatan yang lebih santai. Seusai
senam pagi yang dipimpin oleh Gustaf, kegiatan selanjutnya adalah jalan santai
menuju Situs Batu Kuda dan sharing perjalanan bersepeda dari mang Tedy (Tdy
Accelerator).
Sesampainya di lokasi Batu yang
dinamai Batu Kuda dan banyak kawan-kawan yang keheranan kenapa dinamai Batu
Kuda padahal bentuknya kurang mirip Kuda (untuk legenda batu kuda bisa di
googling sendiri ).
Sesi bercerita dari mang Tedy pun
dimulai. Perjalanan bersepeda jarak jauh dari Bandung – Surabaya (loading pakai
kereta) dilanjut bersepeda Surabaya – Lombok – Bandung. Dengan menggunakan
sepeda federal, perjalanan pergi-pulang memakan waktu tempuh sekitar 40 hari.
Selain bersepeda, mang Tedy juga sempat mendaki Gunung Rinjani. Perjalanan ini
menurut Mang Tedy adalah salah satu cara “Mencari Tuhan”. Banyak cerita dan
pengalaman menarik yang disampaikan serta pelajaran yang didapat.
Kegiatan masih berlangsung,
setelah berkunjung ke Situs Batu Kuda dan sharing perjalanan bersepeda dari
Mang Tedy, acara selanjutnya adalah games atau permainan kelompok yang seru. Seusai
makan pagi, properti games dipersiapkan. Di tengah lapang, kawan-kawan sabuki
telah kembali berkumpul untuk meramaikan. Games seru yang diadakan antara lain,
estafet terigu dan perang badar. Keseruan dan keceriaan tak terelakan, suasana ramai
tak bisa dihindarkan. Doorprize yang masih banyak dari para pendukung acara mulai
kembali dibagikan dengan cara diundi.
Sesi demi sesi kegiatan dari
malam minggu hingga minggu siang sudah terlaksana mewarnai waktu kawan-kawan
sabuki. Setelah dzuhur, kegiatan Sabuki Munggahan, Semalam Lebih Dekat, resmi
berakhir dengan saling memaafkan dan berjabat tangan. Semoga kegiatan ini bermanfaat.. Terima kasih untuk para sponsor, pendukung
/ pengisi acara, kawan-kawan sabuki yang sudah hadir dan dari komunitas-komunitas
yang sudah ikut meramaikan ( Pendaki Koboi Indonesia, BOPALA, KPGRB /
SAPARAKANCA, JGB ).
Selamat berpuasa kawan-kawan
sabuki semua. Terima kasih.
(Komunitas satubumikita)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, menyanggah, bertanya ataupun ingin berkorespondensi.
Terima kasih