KEGIATAN OFFROAD MERUSAK CAGAR ALAM CIHARUS
Pikiran Rakyat, 22 Juni 2016
Wartawan : Novianti Nurulliah
[BANDUNG] Kondisi wilayah konservasi hutan ciharus yang terletak di
perbatasan kabupaten Bandung kecamatan Ibun dan Paseh dengan kabupaten
Garut memprihatinkan. Kawasan konservasi itu rusak akibat pemanfaatan
yang tak terkendali oleh kegiatan seperti motor trail, dan perkemahan
para pendaki gunung. Alhasil, saat ini di hutan Ciharus jalur-jalaur
rusak akibat aktivitas otomotif. Akibatnya, terjadi pemisahan habitat
hewan darat, potensi erosi, pembalakan pohon untuk membuka jalur,
serakan sampah sisa kegiatan bertenda, hingga pencemaran danau Ciharus
yang menjadi sumber air warga sekitar.
Danau ciharus pun mengalami pendangkalan. danau yang awalnya seluas 11,29 hektare, kini tinggal 8,5 hektare akibat pendangkalan. Material sedimen terbawa saat air hujan melewati jalur yang rusak.
Rusaknya hutan juga diperparah oleh ketidaktahuan warga tentang status hutan. Mereka leluasa melakukan perambahan, Padahal kawasan itu salah satu cagar alam dan lahan konservasi tanggung jawab Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat.
Beberapa hal itu mengemuka dalam diskusi yang diselenggarakan komunitas #SaveCiharus, di Aula Pikiran Rakyat. Pepep DW, seorang pegiat komunitas #SaveCiharus mengatakan, penanggulangan Ciharus akan menjadi acuan jika didukung semua lini. Selama ini, pendatang dan warga tidak tahu bahwa Ciharus itu cagar alam yang tidak boleh diganggu.
Kami berharap pemerintah serius menangani perlindungan kawasan konservasi, termasuk sosialisasi dan penegakan hukumnya. kami mendorong pemerintah, dalam hal ini BBKSDA, melakukan aksi penyelamatan Ciharus. Kami dari komunitas, tidak berhak karena tidak punya kewenangan. Kami pernah perupaya, tapi malah diancam karena dianggap menghalang-halangi tempat main beberapa pihak yang kerap memanfaatkan Ciharus". katanya
Menurut Pepep, kerusakan jalur
Ciharus sudah terjadi sejak tahun 2003 silam. Bekas jalur menyisakan
demarkasi lahan setinggi 3 meteran. Mereka sempat memasang sekat sedimen
agar tanah erosi tidak meluber. "Cagar alam saja berani mereka rusak,
apalagi yang bukan kawasan konservasi", ucapnya.
Penyelamatan Ciharus didukung penuh BBKSDA Jabar. "kami ingin mengembalikan Ciharus pada kondisi semula. Danau Ciharus yang paling pokok jangan sampai terdegradari. Kami merasa miris juga. Apalagi wilayah tugas kami juga meliputi Gunung Guntur, Papandayan yang juga punya sejumlah masalah". ujar kepala seksi konservasi wilayah V BBKSDA Jabar Toni Ramdhani. Atas kondisi itu, pihaknya tidak tinggal diam. "kami terus sossialisasi tentang status Ciharus sebagai wilayah konservasi. Kami bertemu dengan warga dan mengadakan pertemuan di kantor desa. Kami setuju, harus ada aksi penyelamaran Ciharus secara massif yang melibatkan komunitas, kepolisian, hingga TNI. Perusahaan sekitar kawasan pun harus melakukan sosialisasi dan penjagaan hutan" ujarnya.
Dalam diskusi itu
muncul sejumlah solusi yang akan ditindaklanjuti bersama. Usulan itu
antara lain; peningkatan sosialisasi aturan dan kawasan cagar alam oleh
BBKSDA, Pertamina Geothermal Energy, dan Indonesia Power. Peningkatan
pemasangan sekat sedimen di sepanjang bekas jalur trail dan pendaki
gunung oleh BBKSDA, PGE dan Indonesia Power, lalu inisiasi kontinuitas
penjagaan kawasan hutan Ciharus oleh BBKSDA, PGE, dan Indonesia Power.
(Novianti Nurulliah)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, menyanggah, bertanya ataupun ingin berkorespondensi.
Terima kasih