Oleh: Moch Khaerul Anwar
Di Ketinggian
Demi matahari yang membakar semangat perapian
Demi kabut yang menyelinap memecah kekakuan
Demi bulan gemintang yang merayakan kesunyian
Demi Sang Perkasa yang menguasai belantara hutan
“Aku ingin memanjat-mu dengan pijakan sederhana
pun dengan nafas sederhana pula”
membawa gairah melantarkan kebisingan
dari trotoar-trotoar hitam
berpagar beton-beton berdebu aspal jalanan
melambaikan peluh bertabur asa
membuka kenangan
tentang,
isyarat dadamu yang berdegup jauh di batas normal
suaramu yang berdesis lagi panjang
lusuh pundakmu memikulnya
padahal kantong-kantong logistikmu sudah berceceran
keringatmu mengalir menjadi shower perjalanan
lengkap sudah kerapuhan menimpa ketika
derita kaki sudah diambang koma
sebentar,
ini bukan tamasya
aromamu menyatu dengannya di sini
aromanya merasukimu di sini, mengungkapkan
siapa diri sebenarnya?
deras getirnya hujan dan badai menambah kekar
belukar akar-akar yang mengantarkanmu pada
kebisuan bertahta
…..
tiba
di ketinggian
ufuk syuruk berpendar derajat
meretas mega khatulistiwa
merayapi sekujur tubuh yang pingsan
sejenak ditelan kemasyuran
lebih dekat
ya semakin dekat…
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, menyanggah, bertanya ataupun ingin berkorespondensi.
Terima kasih