Foto Doc satubumikita |
Mendaki
gunung sekarang ini menjadi salah satu alternatif kegiatan yang mulai populer
kembali di masyarakat. Tapi hal yang mulai populer dan mulai banyak peminat
tersebut tidak diimbangi dengan pemahamn minimal tentang hal yang kurang
atau tidak layak dilakukan saat mendaki atau saat sedang berkemah.
Kita mungkin
sudah sering melihat banyak bukti dari para pendaki yang begitu saja
meninggalkan sampah dengan seenaknya ataupun berbuat vandalisme dengan mencorat-coret
batu atau menorehkan tulisan dengan pisau di pohon. Hal-hal yang berkaitan tersebut
bisa dikatakan cukup tidak etis dan beretika terhadap alam, karena kita sebagai manusia
yang diberi akal dan pikiran mempunyai sebuah landasan etika, kita sebagai
manusia yang “bertamu” mengunjungi alam
(gunung) masa mengotori rumah yang kita kunjungi.
Nah, ada beberapa
hal yang satubumikita sedikit inventarisir dari melihat keadaan di lapangan,
hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan sewaktu digunung, baik saat
pendakian maupun saat berkemah.
Ada beberapa hal
yang penting yang boleh dilakukan dan dianjurkan:
- Hal yang terpenting adalah jangan membuang sampah sembarang khususnya sampah anorganik.
- Membawa kantong sampah untuk menampung sampah sendiri maupun mengumpulkan sampah yang ada disekitar kita untuk dibawa pulang.
- Mengubur sampah organik.
- Tidak merusak pepohonan dengan menebang batang-batang pohon untuk membuat api unggun, sebaiknya pilih ranting mati yang berserakan di permukaan tanah.
- Bila ada pos pengawasan dan registrasi pendakian. Sebaiknya kita melapor terlebih dahulu secara legal/resmi agar tercatat, apabila ada sesuatu yang tidak diinginkan pada kita petugas pos bisa segera bertindak.
- Menggali tanah bila kita ingin buang air besar (bab), agar kotoran kita tidak tercecer dan cepat terurai oleh tanah. Serta untuk menghindari pemandangan serta bau tidak sedap, dan untuk menjaga kesehatan pula agar tidak dihinggapi lalat.
Hal yang tidak boleh dilakukan:
- Membawa tanaman atau tumbuhan dari hutan untuk dibawa pulang atau hanya iseng dipetik, khususnya tanaman yang dilindungi, seperti Anggrek hutan atau Edelweis.
- Merusak ekosistem tumbuhan dan pohon, seperti menebang dahan pohon untuk membuat api unggun.
- Bila tidak terlalu terpaksa, sebaiknya tidak membuat jalur baru dengan cara menerabas dan menebangi vegetasi yang dilalui.
- Membuat vandalisme seperti mencorat-coret di permukaan batu dan pohon.
- Mengganggu binatang hutan atau membawanya pulang atau membunuhnya (kecuali sangat terpaksa).
- Membawa dan minum-minuman beralkohol.
- Berbuat mesum dan melanggar etika atu norma.
- Membuang puntung rokok ke sembarang tempat, untuk menghindari kebakaran hutan.
- Mengumpat dan mengumbar kata-kata kotor, apalagi menantang alam atau berkata sompral.
- Mencuci piring/gelas kotor dekat atau langsung di sumber air, untuk menghindari tercemarnya sumber air .
Sebenarnya
masih banyak hal yang sangat dianjurkan dilakukan dan tidak dilakukan saat
pendakian ke gunung atau bertualang ke alam bebas/hutan. Beberapa hal di atas
sebenarnya untuk sedikitnya menjaga ekosistem alam itu sendiri yang sekarang
mulai/sedang rusak. Sebagai pendaki atau
pegiat alam bebas kita seharusnya seminimal mungkin menjaga etika atau norma
saat pendakian seperti hal-hal yang telah disebutkan tadi, untuk tidak merusak atau
mengganggu alam yang notabene sebagai tempat bertualang kita. Salam lestari.
(satubumikita)***
tags; etika saat di gunung, artikel, satubumikita, etika pendakian, etika hiking, etika trekking, etika alam, sopan santung di gunung,
tags; etika saat di gunung, artikel, satubumikita, etika pendakian, etika hiking, etika trekking, etika alam, sopan santung di gunung,
oke. thanks for sharing :)
BalasHapusSama2.. Makasih juga..
Hapus