Rabu, 12 Maret 2014

Seupil Perjalanan Dadakan Dago - Gunung Batu Lembang


 Teks oleh : Rookie Monkey



Beberapa waktu yang lalu, saat kumpul-kumpul di angkringan dago seusai lari malam, beberapa kawan satubumikita secara mendadak berencana membuat kegiatan kemping ceria dan jalan malam di akhir pekan (sabtu-minggu/1-2 Maret 2014).  Dan tempat yang akan kami tuju adalah Gunung Batu, yang berada di kawasan Lembang. Malam keberangkatan pun tiba, setelah semua kawan berkumpul di lapangan Gasibu Bandung, perjalanan dimulai. Malam minggu hari tersebut memang tidak begitu ramai, mungkin karena sore harinya kota kembang tercinta ini diguyur hujan yang lumayan lebat dan mungkin orang pun malas untuk keluar rumah. 


Sejenak berjalan dari Gasibu menuju Dago Cikapayang, perjalanan berlanjut menggunakan angkutan kota menuju terminal Dago. Angin dingin dan temaramnya malam serta suasana yang sepi menyertai perjalanan awal kami. Dari Dago, langkah kami ayunkan menuju jalanan berupa turunan curam yang bermuara di sebuah komplek mewah dan sebuah sekolah internasional. Gelap masih menyelimuti kami ber-11. Seusai melewati Dago dan kompleknya yang mewah, perjalanan nan gelap terus berlanjut di jalanan aspal yang dingin. Sekitar satu jam lebih, sampailah kami di kawasan punclut yang merupakan salah satu dataran tinggi di Bandung utara. Dari Punclut perjalanan belum berakhir dan untuk sampai ke Gunung Batu, masihlah jauh untuk di jajal oleh kaki.


Setelah berjalan sekitar 3 jam lebih, dan menembus kabut pekat serta dinginnya udara bandung di pagi buta, akhirnya sampailah kami di sebuah bukit batu yang memanjang. Gelap dan terlihat apa-apa. Gunung Batu yang sekarang kami pijakan  merupakan termasuk kedalam jalur patahan lembang atau  sesar lembang. Sesar lembang sendiri menurut berbagai sumber memiliki jalur sepanjang 22 km yang membentang dari barat ke timur, dari Gunung Manglayang hingga ke daerah Parongpong. Nah, lalu apa itu  patahan/sesar, mengutip dari laman jantera-upi.blosgpot.com patahan/sesar adalah pergeseran kedudukan bongkah-bongkah yang terputus hubunganya atau dalam bahasa inggris disebut fault. Lembang fault terjadi karena gaya gravitasi dari lapisan kulit bumi bagian lereng selatan Gunung Sunda Purba untuk mengisi kekosongan pada lubang kepundan gunung tersebut setelah meletus dengan tipe letusan Perret, menurut analisis R.W.van Bemelen.

Dan ternyata, sesar lembang mempunyai ancaman bagi  warga bandung dan sekitarnya, yaitu berupa gempa yang diakibatkan oleh bergesernya  patahan tersebut. Gunung Batu sebagai landskap alam di kawasan bandung mungkin jadi pertanda untuk kita agar waspada terhadap apa yang akan alam berikan terhadap manusia.

Gunung Batu, doc : lembangonline.com
Tak terasa subuh mulai merambat pelan, sesuai mendirikan tenda dan sebagian memasak, kami pun sejenak terlelap tidur di pucuk Gunung Batu. Semburat pagi mulai menyeruak, kabut dan awan berhampar di bawah sana menyelimuti lembang, terlihat pula jejeran ikon gunung di bandung, seperti Burangrang, Tangkuban Parahu, Bukittunggul, Palasari, Manglayang. Pagi yang cukup indah ditemani matahari terbit yang bersinar sempurna, dan perjalanan kami masih belum usai. 

view dari atas gunung batu, terlihat burangrang di kiri dan Tangkuban Parahu di kanan



salah satu sudut gunung batu

Terima kasih

4 komentar :

  1. wah indah banget, itu di tebing terjal amat...
    keren foto2nya

    BalasHapus
  2. Terakhir kesitu tahun '99 mudah2an suasananya blm berubah

    BalasHapus
  3. @wong crew child : mksh :))

    @rahmat ali : semoga ga akan berubah dan terus asri kang..

    BalasHapus
  4. ini di puncaknya bisa nge-camp?

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, menyanggah, bertanya ataupun ingin berkorespondensi.



Terima kasih

ANDA PENGUNJUNG KE-

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...