Edelweiss di Gunung Papandayan, foto : Ajeng |
Kali ini satubumikita akan sedikit mencoba membahas mengenai bunga simbol keabadian, yaang banyak ditemui di pegunungan. Ya, simbol tersebut adalah sebuah tumbuhan yang berbunga, dan itu adalah Edelweiss. Sering kali kita tergoda untuk memetiknya dan membawa pulang bunga tersebut untuk menjadi kenang-kenangan atau untuk seseorang, pesona bunga kecil tersebut seolah memang menjadi daya tarik tumbuhan yang semakin langka tersebut.
Bunga Edelweiss, seperti menukil dari laman wikipedia menyebutkan bahwa Edelweiss atau Anaphalis javanica, atau ada juga yang menyebut Bunga Senduro, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 meter dan dapat memiliki
batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 meter.
Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda
di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di
atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur
tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau
oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara.
Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus , sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.
Bunga edelweiss yang belum mekar, di Gunung Rakutak, Bandung |
Masih menurut keterangan dari wikipedia, tumbuhan ini cabang-cabangnya jika dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik Myophonus glaucinus.
Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung
untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan
oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636
batang yang tercatat telah diambil dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
yang merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir tumbuhan ini.
Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang
dipetik, tekanan ini dapat ditoleransi.
Jadi selagi tumbuhan ini masih eksis keberadaannya di tingginya gunung-gunung Indonesia, mari kita jaga dengan cara yang sederhana yaitu untuk Tidak memetik dan menggangu Edelweiss !! (satubumikita)***
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, menyanggah, bertanya ataupun ingin berkorespondensi.
Terima kasih