Oleh : Ria Indhryani
Baca juga : Cerita Camping satubumikita Part 1
Berhubung saya harus cepat-cepat melunasi hutang tulisan tentang Campfest Seuri Bray beberapa pekan lalu, Sabtu pagi memang hari yang manis buat menulis. Harus melanjutkan cerita Camping Ceria Sabuki, Kang Opik [Salah satu dedengkot Satu Bumi Kita] sudah seperti redaktur tempat saya bekerja dulu yang jika bertemu, tidak pernah lupa menagih tulisan lanjutan ini. Hehee.
Menjemput maghrib hari itu, senja mulai datang. Yang lain tentu saja bersegera untuk sholat. Bahkan, mungkin ada juga yang mandi sore. Saya dan teman-teman setenda saya, jangan kalian tanya…! Belum ada alasan untuk mandi! Hehe.
Karena membayangkan mushola minimalis di area tersebut pasti akan penuh, saya dan teman-teman di tenda nomor 01 itu sepakat mengejar mas-mas bintang tamu yang sedang asik ber-hammocks di area sebelah kanan lapangan. Ada Serambi Langit dan Fiersa Basari di sana. Dalam kondisi seperti ini, mengawas diri jangan sampai baper sama artis itu penting. Hahahahah. Modal kamera, sebenarnya niat saya dan teman-teman adalah hanya ingin berfoto dengan mereka. Ngisi waktu doank, paling tidak sampai musholannya agak lega. Kalaupun ada yang niatnya lebih atau beneran baper sebelum dan sesudahnya, biarlah ini menjadi rahasia anak tenda kami.