Tampilkan postingan dengan label pustaka tropis wanadri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pustaka tropis wanadri. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Juni 2016

Catatan Ngobrol Sore, Pustrop Wanadri : Literasi Untuk Negeri, 28 Mei 2016




Penulis / Notulensi : Dini Rusmiati (‘secawanpelitalangit’)

Kegiatan rutin bulanan Ngobrol sore dari Pusataka Tropis Wanadri kali ini dibuat berbeda dengan mendatangkan narasumber-narasumber dari bidang ahlinya dan sekaligus peluncuran sebuah buku perjalanan.  Terbagi ke dalam tiga sesi panel yang saling berhubungan dengan tema besar yaitu tentang “Literasi Untuk Negeri” yang dibuka dengan sesi 1 yang di moderatori oleh Adis “Mimba”, pengenalan dari Komunitas Pecandu Buku dan 1000Jendela.


Diwakili oleh anggotanya yaitu Yuli & Tessa menjelaskan mengenai Komunitas Pecandu Buku yang awalnya digagas dari Fiersa Besari (musisi) dan Aulia Angesti pada 18 Juli 2015 dengan tujuan untuk menyebarkan virus membaca pada anak muda. Saat ini PB memiliki anggota yang tersebar di Bandung dan beberapa kota lain bahkan di luar negeri seperti Taiwan.  Untuk keanggotaan PB memiliki 2 jalur yaitu dengan jalur donatur dengan menyumbangkan buku untuk perpustakaan PB yang bisa dipinjam dan dengan jaur pengulas yaitu memberikan ulasan dari buku yang nantinya akan disaring untuk kemudian di publish di official Instagram PB. PB bertempat di Buah batu tepatnya di Ruangan Imajinasi yang sekaligus menjadi base camp untuk perpustakaan, tembat sharing kegiatan bahkan diskusi.

Sabtu, 23 April 2016

Inspirasi : Masih Adakah Kartini Saat Ini ?

Foto : Pustaka tropis Wanadri

Oleh : Dini Rusmiati

R.A. Kartini merupakan sosok pahlawan wanita Indonesia yang memperjuangkan hak-hak perempuan dalam kesetaraan jender. Kenapa harus kesetaraan jender? Masa penjajahan dahulu disimbolisasikan sebagai kaum yang sangat tidak dihargai peran bahkan keberadaanya sekalipun, tak jarang dianggap sebagai kaum bawah yang tidak memiliki masa depan dan hak untuk berkembang dari segi kehidupan. R.A. Kartini yang tumbuh besar di kalangan ningrat saat masa penjajahan sangan gelisah dengan kondisi bhawa perempuan saat itu sangat dihinakan dengan perlakuan yang tidak manusiawi oleh para penjajah, tidak tinggal diam beliau meminta dukungan teman-temannya untuk mendukung sekolah yang ingin ia wujudkan bagi perempuan. 

Tujuan dari awal perjuangannya ini agar perempuan dapat bersekolah layaknya kaum lelaki  memiliki ilmu sehingga bisa membuatnya mandiri bertahan hidup di tengan lingkungan yang sedang tidak kondusif. Sadar atau tidak disadari perjuangnnya tersebut membuahkan hasil kini perempuan bisa dengan bebas melakukan aktifitasnya dalam berrbagai bidang sama halnya dengan lelaki.

Lalu apa yang harus kita lakukan atas perjuangan R.A. Kartini di masa kini? Ada banyak hal yang bisa dilakukan tentu, tapi pernahkan terbersit di masa kini faktanya nilai – nilai dari perempuan itu mulai memudar dan kesetaraan jender itu maknanya menyimpang?

ANDA PENGUNJUNG KE-

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...