![]() |
salah satu jalur gunung merbabu |
Teks : Taufik Hidayat
Foto : Ady Saputra
Hujan
di malam itu tak kunjung reda mengguyur kota Bandung, dan kami pun
terpaksa berbasahan-basahan menembus buliran air yang tercurah. Jalan
becek tergenang dimana-mana, terus berjalan memburu waktu. Ya sebentar
lagi kereta api yang akan kami naiki akan segera berangkat tapi kami
masih begegas berjalan. Nafas mulai tersengal sedikit berlari, suara
dari corong pengeras suara mulai mengkomandoi para penumpang untuk
segera bergegas masuk ke dalam gerbong, dan kami malah sejenak terjebak
dalam antrian penumpang yang mengular.
Entahlah bagaimana jadinya kalau kami tertinggal kereta, mungkin saya tak akan menulis catatan perjalanan ini. Kereta api pun melaju dalam buaian malam menembus gelap. Akhirnya kami bisa duduk dengan tenang dan sedikit bisa menghela nafas lega. Suasana di dalam gerbong kereta ekonomi itu cukup ramai, oleh rombongan ibu-ibu yang akan bertamasya, para pendaki dari itenas yang akan ke gunung rinjani, serta para penumpang lainnya yang masih sibuk menata barang bawaannya.
Entahlah bagaimana jadinya kalau kami tertinggal kereta, mungkin saya tak akan menulis catatan perjalanan ini. Kereta api pun melaju dalam buaian malam menembus gelap. Akhirnya kami bisa duduk dengan tenang dan sedikit bisa menghela nafas lega. Suasana di dalam gerbong kereta ekonomi itu cukup ramai, oleh rombongan ibu-ibu yang akan bertamasya, para pendaki dari itenas yang akan ke gunung rinjani, serta para penumpang lainnya yang masih sibuk menata barang bawaannya.